“Sesungguhnya Allah ada tanpa permulaan dan tanpa tempat. Kemudian Dia menciptakan tempat, dan Dia tetap dengan sifat-sifat-Nya yang Azali sebelum Dia menciptakan tempat tanpa tempat. Tidak boleh bagi-Nya berubah, baik pada Dzat maupun pada sifat-sifat-Nya” (LIhat az-Zabidi, Ithâf as-Sâdah al-Muttaqîn…, j. 2, h. 24). Al-'Allamah Asy-Syaikh Muhammad Nawawiy Asy-Syafi'iy Al-Bantaniy Al-Jawiy dalam kitabnya " Nur Adh-Dholam" syarah 'Aqidatul 'Awam halaman 42 baris 3-6 mengatakan : Allah Ta'ala tidak berada di suatu tempat maupun arah , Maha suci Allah dari yang demikian (bertempat atau berarah) , tempat hanya dinisbatkan kepada Nabi Muhammad Sholla Allahu Karena perkataan semacam itu memberikan pemahaman bahwa Allah bertempat. Dan barangsiapa berkeyakinan bahwa Allah bertempat maka ia adalah seorang musyabbih; menyerupakan Allah dengan makhuk-Nya” (Pernyataan al-Imam Abu Hanifah ini dikutip oleh banyak ulama. 4. Dalil Allah Ada Tanpa Tempat dan Arah Oleh karena itu, mustahil Allah SWT menyerupai makhluk yang mempunyai roh seperti manusia, jin, Malaikat dan lain-lain Allah juga mustahil menyerupai benda-benda padat (jamad), baik benda yang ada di atas, maupun yang ada di bawah. ْ‫ي‬َ‫ش‬ ِ‫ه‬ِ‫ل‬ْ‫ث‬ِ‫م‬َ‫ك‬ َ‫س‬ْ‫ي‬َ‫ل‬‫ء Sedangkan pada ayat ini Allah menerangkan apa yang akan dimohonkan, dan bagaimana memohonkannya. Maka tidak ada pertentangan antara kedua firman Allah tersebut dan firman Allah yang ditujukan kepada Nabi: "Dan sungguh, engkau benar-benar membimbing (manusia) kepada jalan yang lurus." (asy-Syura/42: 52). Allah SWT juga Maha Suci dari tempat & arah. Allah SWT ada tanpa tempat. Demikianlah keyakinan yg paling mendasar setiap Muslim Ahlussunnah Wal-Jama’ah. Dalam ilmu akidah atau teologi, keyakinan smacam ini dibahasakan, bhwa Allah SWT memiliki sifat “Mukholafatuhu lil-Hawaditsi”, yaitu Allah SWT pasti tidak menyerupai makhluk-Nya. Konsensus Para Sahabat dan Imam : “Allah Ada Tanpa Tempat”. Berikut ini adalah pernyataan para sahabat Rasulullah dan para ulama dari empat madzhab, serta ulama lainya dari kalangan Ahlussunnah dalam penjelasan kesucian Allah dari menyerupai makhluk-Nya dan penjelasan bahwa Allah ada tanpa tempat dan tanpa arah. Para masyaikh al-Azhar sepakat bahwa Allah ada tanpa tempat dan tanpa arah. Di antara bukti atas itu, majalah al-Azhar yang diterbitkan oleh para ulama al-Azhar sendiri, pada edisi Muharram tahun 1357 H dalam pembahasan tafsir surat al-A’la, menuslikan sebagai berikut: “al-A’la adalah salah satu sifat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui” (QS. Al-Baqarah: 115). Kondisi kedua, mereka berada di suatu tempat yang masih memungkinkan untuk bertanya tentang (arah) kiblat. Akan tetapi, mereka menyepelekan atau menganggap remeh (tidak mau bertanya, padahal memungkinkan bagi mereka untuk bertanya, pent.). Kita yakin bahwa Allah bersemayam di arsy, dan ada beberapa dalil yang menyatakan bahwa alam semesta berada di dalam arsy Allah yang berarti pula langit dan bumi berada di arsy. Itulah mengapa kita bisa memahami ayat QS 2: 115. “Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah.” NMbJ.