Theimages Update 12 Pertanyaan Tentang Akhlak Moral Dan Etika is just for amazing test when you (1 video, 1 pertanyaan). update minimal seminggu sekali setiap hari jum'at. menjelaskan tentang perbedaan akhlak, moral dan etika. contact and social media: » instagram: instagram irfan 2527 » email: [email protected] hubungan antara moral dan CatatanKecil Pendidikan Teknik Mesin: Pengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan Pendidikan. Media yang menyediakan materi-materi yang berkenaan dan di ajarkan di jurusan Pendidikan Teknik Mesin (S1), untuk mempermudah mahasiswa didalam memperoleh materi yang diperlukan dalam mengikuti perkuliahan. Pengertian fungsi dan jenis lingkungan pendidikan 2. Sebab bagaimanapun bila berbicara tentang lemb FungsiLingkungan Pendidikan. Fungsi Lingkungan Pendidikan dalam individu dan kelompoknya antara lain: Fungsi untuk mengajar berhubungan dan menyesuaikan diri dengan orang lain. Fungsi untuk memperkenalkan kehidupan masyarakat yang lebih luas. Fungsi untuk menguatkan sebagian dari nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan masyarakat orang dewasa. Makalahini berisi pendeskripsian tentang Pengertian, Fungsi, dan Jenis Lingkungan Pendidikan. Atas terselesainya makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Terutama penulis haturkan kepada: 1. MAKALAHPENGANTAR PENDIDIKAN "Pengertian Fungsi Dan Jenis Lingkungan Pendidikan" (DOC) MAKALAH PENGANTAR PENDIDIKAN "Pengertian Fungsi Dan Jenis Lingkungan Pendidikan" | Ani Hamundu - no longer supports Internet Explorer. TujuanPendidikan. Di dalam UU. No. 20 Tahun 2003 Tentang sistem pendidikan nasional pasal 3 disebutkan tentang tujuan pendidikan yakni. mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri. e5yj5Z. 100% found this document useful 3 votes5K views10 pagesOriginal TitlePENGERTIAN, JENIS DAN FUNGSI LINGKUNGAN PENDIDIKANCopyright© Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 3 votes5K views10 pagesPengertian, Jenis Dan Fungsi Lingkungan PendidikanOriginal TitlePENGERTIAN, JENIS DAN FUNGSI LINGKUNGAN PENDIDIKANJump to Page You are on page 1of 10 You're Reading a Free Preview Pages 5 to 9 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manuia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Disisi lain proses perkembangan dan pendidikan manusia tidak hanya terjadi dan dipengaruhi oleh proses pendidikan yang ada dalam sistem pendidikan formal sekolah saja. Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat pengaruh dari keluarga, sekolah, dan masyarakat luas. Ketiga lingkungan itu sering disebut sebagai tripusat pendidikan. Dengan kata lain proses perkembangan pendidikan manusia untuk mencapai hasil yang maksimal tidak hanya tergantung tentang bagaimana sistem pendidikan formal dijalankan. Namun juga tergantung pada lingkungan pendidikan yang berada diluar lingkungan formal. 1. Apa pengertian Lingkungan Pendidikan ? 2. Apa saja Jenis-jenis Lingkungan Pendidikan Tripusat Pendidikan ? 3. Apa saja Fungsi Lingkungan Pendidikan ? 4. Seperti apakah Pengaruh Timbal Balik antara Tripusat Pendidikan Terhadap Perkembangan Peserta Didik ? 1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Lingkungan Pendidikan . 2. Untuk mengetahui Jenis-Jenis Lingkungan Pendidikan Tripusat Pendidikan . 3. Untuk mengetahui tentang Fungsi Lingkungan Pendidikan . 4. Untuk mengetahui Pengaruh Timbal Balik antara Tripusat Pendidikan Terhadap Perkembangan Peserta Didik Kajian Pustaka dengan mencari informasi menggunakan media internet dan buku buku panduan yang bersangkutan dengan materi Lingkungan Pendidikan BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Lingkungan Pendidikan Lingkungan secara umum diartikan sebagai kesatuan ruang dengan segala benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan dibedakan menjadi lingkungan alam hayati, lingkungan alam non hayati, lingkungan buatan dan lingkungan sosial. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spritual keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Jadi, lingkungan pendidikan dapat diartikan sebagai berbagai faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap praktek pendidikan. Lingkungan pendidikan sebagai berbagai lingkungan tempat berlangsungnya proses pendidikan, yang merupakan bagian dari lingkungan sosial. B. Jenis Lingkungan Pendidikan Meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab terhadap kedewasaan anak didik, namun merupakan faktor yang sangat menentukan yaitu pengaruhnya yang sangat besar terhadap anak didik, sebab bagaimanapun anak tinggal dalam satu lingkungan yang disadari atau tidak pasti akan mempengaruhi anak. Pada dasarnya lingkungan mencakup lingkungan fisik, lingkungan budaya, dan lingkungan sosial. Lingkungan sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam proses pendidikan pakaian, keadaan rumah, alat permainan, buku-buku, alat peraga, dll dinamakan lingkungan pendidikan. Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanya berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal. Dilihat dari segi anak didik, tampak bahwa anak didik secara tetap hidup di dalam lingkungan masyarakat tertentu tempat ia mengalami pendidikan. Menurut Ki Hajar Dewantara lingkungan tersebut meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah an lingkungan masyarakat, yang disebut Tripusat Pendidikan. Keluarga merupakan pengelompokkan primer yang terdiri dari sejumlah kecil orang karena hubungan sedarah. Keluarga itu dapat berbentuk keluarga inti ayah, ibu, dan anak . Faktor – faktor lain dalam keluarga itu ikut pula mempengaruhi tumbuh kembangnya anak, seperti kebudayaan, tingkat kemakmuran, keadaan perumahannya, dan sebagainya. Dengan kata lain, tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh keseluruhan situasi dan kondisi keluarganya. Pendidikan keluarga, terdapat beberapa ketentuandalam UU RI Tahun 1989 tentang Sisdiknas yang menegaskan fungsi dan peranan keluarga dalam pencapaian tujuan pendidikan yakni membangun manusia dalam keluarga dan yang memberi keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral, dan keterampilan Pasal 10 Ayat 2. Menurut Ki Hajar Dewantoro, suasana kehidupan keluarga merupakan tempat yang sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan individual maupun pendidikan sosial. Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialami oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi dan mendidik anak agar tumbuh. Lingkungan keluarga sungguh-sungguh merupakan pusat pendidikan yang penting dan menentukan, karena itu tugas pendidikan adalah mencari cara, membantu para ibu dalam tiap kelurga agar dapat mendidik anak- anaknya dengan optimal. Pada umumnya ibu bertanggiung jawab untuk mengasuh anak, oleh karena itu pengaruh hubungan antara ibu dan anak perlu mendapat perhatian, utamanya pengaruh pengawasan berlebihan ini menjadi dua, yakni memanjakan dan mendominasi anak. Anak yang dimanjakan akan lebih bersifat tidak penurut, agresif, dan suka menentang. Sebaliknya, anak yang di asuh oleh ibu yang suka mendomilisi akan berkembangnya menjadi anak yang penurut, dan selalu terganting kepada orang lain kurang inisiatif. Di samping hubungan antara ibu dan anak, komposisi keluarga juga mempunyai pengaruh terhadap perkembangan, utamanya proses sosialisasi. Beberpa penelitian menujukkan bahwa banyaknya anggota keluarga dan urutan kelahiran seoarang anak mempunyai pengaruh terhadap perhatian. Beberapa hasil penelitian telah memberi gambaran bahwa ayah mempunyai arti yang berbeda-beda di mata anak. Akhirnya perlu ditegaskan lagi bahwa disamping pendidikan keluarga itu, keluarga juga seyogianya ikut mendukung program-program lingkungan pendidikan lainnya kelompok bermain, penitipan anak, sekolah, kursus/kelompok belajar, organisasi pemuda seperti pramuka. Palang merah remaja, dan lain – lain. Pendidikan keluarga berfungsi a. Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak. b. Menjamin kehidupan emosional anak. c. Menanamkan dasar pendidikan moral. d. Memberikan dasar pendidikan sosial. e. Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak. f. Memberikan dasar pendidikan sosial. g. Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak. Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga, terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Oleh karena itu dikirimkan anak ke sekolah. Sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan. Semakin maju suatu masyarakat semakin penting peran sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk dalam proses pembangunan masyarakat. Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama mereka diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai lembaga terhadap pendidikan, diantaranya sebagai berikut a. Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik serta menanamkan budi pekerti yang baik. b. Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat yang sukar atau tidak dapat diberikan di rumah. c. Sekolah melatih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain sifatnya mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan. Di sekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, membenarkan benar atau salah, dan sebagainya. Suatu alternatif yang mungkin dilakukan sesuai situasi dan kondisi sekolah antara lain a. Pengajaran yang mendidik. b. Peningkatan dan pemantapan pelaksanaan program bimbingan dan penyuluhan BP di sekolah. c. Pengembangan perpustakaan sekolah menjadi suatu pusat/sumber belajar PSB d. Peningkatan dan pemantapan program pengelolaan sekolah. Masyarakat merupakan lembaga pendidikan yang ketiga setelah pendidikan di lingkungan keluarga dan pendidikan di sekolah. Bila dilihat ruang lingkup masyarakat, banyak dijumpai keanekaragaman bentuk dan sifat masyarakat . Namun justru keanekaragaman inilah dapat memperkaya budaya bangsa Indonesia. Lembaga pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat adalah salah satu unsur pelaksana asas pendidikan seumur hidup. Pendidikan yang diberikan di lingkungan keluarga dan sekolah sangat terbatas, di masyarakatlah orang akan meneruskannya hingga akhir hidupnya. Segala pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di lingkungan pendidikan keluarga dan di lingkungan sekolah akan dapat berkembang dan dirasakan manfaatnya dalam masyarakat. Tanggung jawab masyarakat terhadap pendidikan sebenar-benarnya masih belum jelas, tidak sejelas tanggung jawab pendidikan di lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Hal ini disebabkan faktor waktu, hubungan, sifat, dan isi pergaulan yang terjadi di dalam masyarakat. Waktu pergaulan terbatas, hubungannya hanya pada waktu-waktu tertentu, sifat pergaulan nya bebas, dan isisnya sangat kompleks dan beraneka ragam. Meskipun demikian, masyarakat mempunyai peran yang besar dalam pelaksaan pendidikan nasional. Peran masyarakat itu antara lain menciptakan suasana yang dapat menunjang pelaksaan pendidikan nasional, ikut menyelenggarakan pendidikan non pemerintah swasta , membantu pengadaan tenaga, biaya, sarana dan prasarana, menyediakan lapangan kerja, membantu pengembangan profesi baik secara langsung maupun tidak langsung Kaitan antara masyrakat dan pendidikan dapat ditinjau, dari segi yakni a. Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan, baik yang dilembagakan jalur sekolah dan jalur sekolah maupun yang tidak dilembagakan jalur luar sekolah . b. Lembaga – lembaga kemasyarakatan atau kelompok sosial dimasyarakat, baik langsung maupun tak langsung, ikut mempunyai peran dan fungsi edukatif. c. Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar, baik yang dirancang by design maupun yang dimanfaatkan utility . C. Fungsi Lingkungan Pendidikan Terhadap Proses Pendidikan Manusia Setiap pusat pendidikan dapat berpeluang memberikan kontribusi yang besar dalam ketiga kegiatan pendidikan, yakni a. Pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya. b. Pengajaran dalam upaya penguasaan pengetahuan. c. Pelatihan dalam upaya pemahiran keterampilan. Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanya berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal. Terdapat hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi antara lingkungan yang satu dengan lingkungan yang lain. Lingkungan keluarga sebagai dasar pembentukan sikap dan sifat manusia. Lingkungan sekolah sebagai bekal keterampilan dan ilmu pengetahuan, sedangkan lingkungan masyarakat merupakan tempat praktek dari bekal yang diperoleh di keluarga dan sekolah sekaligus sebagai tempat pengembangan kemampuan diri. D. Pengaruh Timbul Balik antara Tripusat Pendidikan Terhadap Perkembangan Peserta Didik Perkembangan peserta didik, seperti juga tumbuh – kembang anak pada umumnya, dipengaruhi oleh berbagai faktor yakni hereditas, lingkungan proses perkembangan, dan anugerah. Khusus untuk faktor lingkungan, peranan tripusat pendidik itulah yang paling menentukan, baik secara sendiri – sendiri ataupun secara bersama – sama. Ada tiga kegiatan pendidikan, yakni a. Pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya. b. Pengajaran dalam upaya penguasan pengetahuan. c. Pelatihan dalam upaya pemahiran keterampilan. Di samping peningkatan kontribusi setiap pusat pendidikan terhadap perkembangan peserta didik, diprasyaratkan pula keserasian kontribitusi itu, serta kerja sama yang erat dan harmonis antartripusat. Dalam petunjuk penerapan muatan lokal kurikuun SD Lampiran No. 0412/U1987 dikemukakan beberapa tujuan yang lebih rinci dari muatan lokal tersebut yang dikategorikan dalam dua kelompok, sebagai berikut 1. Tujuan – tujuan yang segera dapat dicapai, yakni a Bahan pengajaran lebih mudah diserap oleh murid. b Sumber belajar di daerah dapat lebih dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan. c Murid dapat menerpakan pengetahuan untuk memecahkan masalah yng ditemukan di sekitarnya. d Murid lebih mengenal kondisi alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya yang terdapat di daerahnya. 2. Tujuan – tujuan yang memerlukan waktu yang relatif lama untuk mecapainya, yakni a Murid dapat meningkatkan pengetahuan mengenai daerahnya. b Murid diharapakan dapat menolonga orang tuanya dan menolong dirinya sendiri dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. c Murid menjadi akrab dengan lingkungannya dan terhindar dari keterasingan terhadap lingkungannya sendiri. BAB III PENUTUP Proses mencapai tujuan pendidikan untuk menghasilkan manusia yang unggul baik secara pribadi maupun penguasaan ilmu pengetahuan tidak hanya tergantung tentang bagaiamana sistem pendidikan dijalankan oleh lingkungan pendidikan formal. Namun juga dipengaruhi oleh lingkungan keluarga serta lingkungan masyarakat. Antara lingkungan pendidikan yang satu dan lingkungan yang lain yang disebut sebagai Tripusat Pendidikan. Pendidikan tidak dapat berdiri sendiri, namun ada hubungan saling mempengaruhi diantara lingkungan pendidikan. Melihat kenyataan bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan yang maksimal diperlukan sebuah hubungan timbal balik yang yang erat maka diperlukan sebuah koordinasi antar lingkungan pendidikan. Dalam menentukan kurikulum lingkungan formal sekolah baiknya untuk mepertimbangankan faktor lingkungan keluarga dan masyarakat. Bahkan kalau memungkinkan melibatkan keluarga anak didik dan tokoh masyarakat dalam merumuskan kurikulum pendidikan. DAFTAR PUSTAKA Tirtarahardja, Umar dan La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta Rineka Cipta Ardhan,Wayan. ED..1989. Dasar – Dasar Kependididkan . Malang FIP IKIP Malang Tirtarahardja, Umar dan La Sulo. 2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta Rineka Cipta. Ihsan, Drs. H. Fuad. 1995. Dasar-Dasar Pendidkan. Jakarta Rineka Cipta MAKALAH Pengertian, Fungsi, dan Jenis Lingkungan Pendidikan Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Pembimbing Drs. Imam Suyanto, Disusun oleh Yogi Rakhmawati / I B K7113238 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat, taufik, dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini berisi pendeskripsian tentang Pengertian, Fungsi, dan Jenis Lingkungan Pendidikan. Atas terselesainya makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Terutama penulis haturkan kepada Bapak Suyanto, selaku dosen pembimbing mata kuliah Ilmu Pendidikan, Teman- teman seperjuangan semester satu yang penulis tak mampu menyebutkan satu-persatu, Semua pihak yang ikut memabantu dalam penyelesaian makalah ini. Penulis menyadari dalam makalah ini masih banyak kekeliruan dan kekurangan yang menyebabkan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dari pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Harapan penulisatas terbentuknya makalah ini, semoga makalah ini memberikan informasi bagi mahasiswa dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua. Kebumen, Oktober 2013 Penulis DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………….. .i KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………. ..ii DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………… .iii BAB I PENDAHULUAN Belakang……………………………………………………………………………… .1 Masalah………………………………………………………………………….. .2 …………………………………………………………………………………………. .2 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian dan Fungsi Lingkungan Pendidikan…………………………………… 3 B. Tri Pusat Pendidikan………………………………………………………………………… .5 C. Pengaruh Timbal Balik antara Tripusat Pendidikan Terhadap Perkembangan Peserta Didik………………………………………………………………………………………. 8 BAB III PENUTUP …10 …10 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………… …11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai pihak , khususnya keluaga , sekolah dan ,masyarakat sebagai lingkungan pendidikan yang dikenal sebagai tripusat pendidikan. Fungsi dan peranan tri pusat pendidikan itu , baik sendiri maupun bersama-sama, merupakan faktor penting dalam mencapai tujuan pendidikan yakni membangun manusia Indonesia seutuhnya serta menyiapkan sumber daya manusia pembangunan yang bermutu. Lingkungan environment merupakan salah satu unsur/komponen pendidikan. Lingkungan itu bermacam-macam yang satu dengan yang lain saling pengaruh-mempengaruhi berdasarkan fungsinya masing-masing dan kelancaran proses dan hasil pendidikan. Sebagaimana pendidikan umumnya, kita mengetahui bahwa pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia, baik dalam lingkungan keluarga yaitu orang tua sebagai pendidik di dalam keluarga dan guru di lingkungan sekolah. Pengaruh serta timbal balik pendidikan di sekolah, keluarga, dan masyarakat sangatlah penting karena itu sangat menentukan kejiwaan serta tingkah laku anak didik dalam kehidupan sosial masyarakat. Pemahaman peranan keluarga, sekolah dan masyarakat sebagai lingkungan pendidikan akan sangat penting dalam upaya membantu perkembangan peserta didik yang optimal. B. Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakanag yang telah dipaparkan diatas, maka dapat di rumuskan masalah sebagai berikut Apa definisi dan fungsi dari lingkungan pendidikan? Apa sajakah yang terdapat dalam tripusat pendidikan? Bagaimana pengaruh timbal balik antara tripusat pendidikan terhadap perkembangan peserta didik? C. Tujuan Pembahasan Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu Mengetahui definisi serta fungsi dari lingkungan pendidikan. Mempelajari jenis-jenis dari tripusat pendidikan. Mengetahui adanya pengaruh timbal balik antara tri pusat pendidikan terhadap perkembangan peserta didik . BAB II PEMBAHASAN Pengertian dan Fungsi Lingkungan Pendidikan Pengertian Lingkungan Pendidikan Menurut Sartain ahli psikologi Amerika, yang dimaksud lingkungan meliputi kondisi dan alam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes. Meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab terhadap kedewasaan anak didik, namun merupakan faktor yang sangat menentukan yaitu pengaruhnya yang sangat besar terhadap anak didik, sebab bagaimanapun anak tinggal dalam satu lingkungan yang disadari atau tidak pasti akan mempengaruhi anak. Pada dasarnya lingkungan mencakup lingkungan fisik, lingkungan budaya, dan lingkungan sosial. Lingkungan sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam proses pendidikan pakaian, keadaan rumah, alat permainan, buku-buku, alat peraga, dll dinamakan lingkungan pendidikan. Lingkungan pendidikan dibagi menjadi tiga yaitu 1. Lingkungan Keluarga Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama karena manusia pertama kalinya memperoleh pendidikan di lingkungan ini sebelum mengenal lingkungan yang lain. Selain itu manusia mengalami proses pendidikan sejak lahir bahkan sejak dalam kandungan. Pendidikan keluarga dapat dibagi menjadi dua yaitu Pendidikan Prenatal pendidikan dalam kandungan Pendidikan Postnatal pendidikan setelah lahir 2. Lingkungan Sekolah Pada masyarakat yang semakin komplek, anak perlu persiapan khusus untuk mencapai masa dewasa. Persiapan ini perlu waktu, tempat dan proses yang khusus. Dengan demikian orang perlu lembaga tertentu untuk menggantikan sebagian fungsinya sebagai pendidik. Lembaga ini disebut sekolah. Dasar tanggung jawab sekolah akan pendidikan meliputi Tanggung jawab formal kelembagaan Tanggung jawab keilmuan Tanggung jawab fungsional 3. Lingkungan masyarakat Ada 5 pranata sosial social institutions yang terdapat di dalam lingkungan sosial yaitu pranata pendidikan, bertugas dalam upaya sosialisasi pranata ekonomi, bertugas mengatur upaya pemenuhan kemakmuran pranata politik, bertugas menciptakan integritas dan stabilitas masyarakat pranata teknologi, bertugas menciptakan teknik untuk mempermudah manusia pranata moral dan etika, bertugas mengurusi nilai dan penyikapan dalam pergaulan masyarakat. 2. Fungsi Lingkungan Pendidikan Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanaya berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal. Seperti diketahui, proses pertumbuhan dan perkembangan manusia sebagai akibat interaksi dengan lingkungannya akan berlangsung secara alamiah dengan konsekuensi bahwa tumbuh kembang itu mungkin berlangsung lambat dan menyimpan dari tujuan pendidikan. Oleh karena itu, diperlukan berbagai usaha sadar untuk mengatur dan mengendalikan lingkungan itu sedemikian rupa agar dapat diperoleh peluang pencapaian tujuan secara optimal, dan dalam waktu serta dengan daya/dana yang seminimal mungkin. Dengan demikian diharapkan mutu sumber daya manusia makin lama semakin meningkat. Hal itu hanya dapat diwujudkan apabila setiap lingkungan pendidikan tersebut dapat melaksanakan fungsinya sebagaimana mestinya. Tripusat Pendidikan Dilihat dari segi anak didik, tampak bahwa anak didik secara tetap hidup di dalam lingkungan masyarakat tertentu tempat ia mengalami pendidikan. Menurut Ki Hajar Dewantara lingkungan tersebut meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah an lingkungan masyarakat, yang disebut tripusat pendidikan. 1. Keluarga Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialamai oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik. Pendidikan keluarga berfungsi Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak Menjamin kehidupan emosional anak Menanamkan dasar pendidikan moral Memberikan dasar pendidikan sosial Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak Tugas utama dari keluarga bagi pendidikan anak ialah, merupakan peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya dan dari anggota keluarga yang lain. Mengenai penanaman pandangan hidup keagamaan, masa kanak-kanak adalah masa yang paling baik. Masa kanak-kanak adalah masa yang paling baik untuk meresapkan dasar-dasar hidup beragama. Dalam hal ini biasakanlah anak-anak untuk pergi ke gereja/masjid untuk bersama-sama menjalankan ibadah, mendengarkan khutbah-khutbah atau ceramah-ceramah agama. Jangan hendaknya penanaman dasar-dasar hidup beragama ini ditunda-tunda, dinanti sampai anak mencapai kedewasaan, dan dibiarkan memilih agama mana yang disukai. 2. Sekolah Di sekolah, di bawah asuhan guru-guru, anak-anak memperoleh pengajaran dan pendidikan. Anak-anak belajar berbagai macam pengetahuan dan ketrampilan, yang akan dijadikan bekal untuk kehidupannya nanti di masyarakat. Memberikan bekal ilmu pengetahuan dan ketrampilan kepada anak untuk kehidupannya nanti. Inilah sebenarnya tugas utama dari sekolah. Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama mereka diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai lembaga terhadap pendidikan, diantaranya sebagai berikut Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik serta menanamkan budi pekerti yang baik. Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat yang sukar atau tidak dapat diberikan di rumah. Sekolah melaqtih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain sifatnya mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan. Di sekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, membenarkan benar atau salah, dan sebagainya. 3. Masyarakat Pengaruh-pengaruh dari masyarakat ini ada yang bersifat positif terhadap pendidikan anak, tetapi sebaliknya banyak pula yang bersifat negatif. Yang dimaksud dengan pengaruh yang bersifat positif di sini ialah, segala sesuatu yang membawa pengaruh baik terhadap pendidikan dan perkembangan anak. Yaitu pengaruh-pengaruh yang menuju kepada hal-hal yang baik dan berguna bagi anak itu sendiri, maupun baik dan berguna bagi kehidupan bersama. Pengaruh yang positif dari masyarakat ini banyak kita jumpai dalam perkumpulan-perkumpulan pemuda, organisasi-organisasi pelajar atau mahasiswa, maupun organisasi-organisasi lain. Baik perkumpulan atau organisasi itu bergerak dalam lapangan kesenian-kebudayaan, olahraga, politik maupun yang merupakan organisasi biasa yang bersifat menghimpun dan menyatukan para anggota, seperti halnya organisasi-organisasi pelajar atau mahasiswa dari suatu jenis sekolah atau fakultas. Misalnya BEM Badan Eksekutif Mahasiswa. Tetapi, perlu ditekankan di sini, bahwa organisasi atau perkumpulan pemuda yang memberikan pengaruh positif ini ialah organisasi atau perkumpulan pemuda yang diorganisasi secara baik dan “legal”. Bukan organisasi atau perkumpulan pemuda yang diorganisasi secara baik dan penuh disiplin, tetapi tidak legal atau “illegal”. Seperti halnya dengan adanya banyak group-group pada akhir-akhir ini, yang gerak tingkah lakunya sebagian besar lebi mendekati dengan “gang-gang” di luar negeri. Sedang yang dimaksud dengan pengaruh yang bersifat negatif ialah, segala macam pengaruh yang menuju kepada hal-hal yang tidak baik dan merugikan baik, tidak baik dan merugikan bagi pendidikan dan perkembangan anak sendiri. Pengaruh yang bersifat negatif ini tidak terhitung banyaknya di dalam masyarakat. Dan anehnya, pengaruh yang negatif ini sangat mudah diterima oleh anak , dan sangat kuat meresap di hati anak. Anak yang tadinya baik di rumah, setelah mendapat pengaruh dari temannya, akhirnya bisa menjadi anak berandalan. Oleh karena itu menjadi tugas dari orang tua untuk selalu mengadakan pengawasan terhadap putra-putrinya. Orang tua harus tahu dan mengawasi selalu, dengan siapa anaknya itu bercampur gaul. Bukan maksudnya di sini untuk membeda-bedakan kawan, tetapi justru untuk menjaga, agar si anak tidak terlanjur memperoleh pengaruh-pengaruh yang tidak menginginkan.. Pengaruh Timbal Balik antara Tripusat Pendidikan Terhadap Perkembangan Peserta Didik Perkembangan peserta didik, dipengaruhi oleh berbagai faktor yakni hereditas, lingkungan proses perkembangan, dan anugerah sang Kuasa. Untuk faktor lingkungan, peranan tripusat pendidikan itulah yang paling menentukan, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama untuk mencapai tujuan pendidikan yakni membangun dan menyiapkan sumber daya manusia pembangunan yang bermutu. Dan agar tercipta tujuan pendidikan tersebut maka hendaklah lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat bersama-sama berperan aktif dalam hal memberikan pelatihan, pengajaran, pembibingan, yang nantinya akan membantu anak-anak / peserta didik menemukan jati dirinya dengan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan anak-anak Setiap pusat pendidikan dapat berpeluang memberikan kontribusi yang besar dalam ketiga kegiatan pendidikan, yakni 1. Pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya. 2. Pengajaran dalam upaya penguasaan pengetahuan. 3. Pelatihan dalam upaya pemahiran keterampilan. Gambar . Saling Pengaruh antara Tripusat Pendidikan dengan Perkembangan Peserta Didik Disamping peningkatan kontribusi setiap pusat pendidikan terhadap perkembangan peserta didik, diprasyaratkanpula keserasian kontribusi itu, serta kerja sama yang erat dan harmonis antar tripusat tersebut berbagai upaya dilakukan agar program-program pendidikan dan setiap pusat pendidikan tersebut saling mendukung dan memperkuat antara satu dengan lainnya. Titik kulminasi dari pemikiran tersebut di atas akhirnya dituangkan dalam Kep. Men. Dikbud RI No. 0412/U/1987 tanggal 11Juli 1987 tentang penerapan muatan lokal kurikulum sekolah dasar. Kemudian dikukuhkan oleh UU RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sisdiknas umpamanya pasal 37, 38 ayat 1 Jo. PP RI No. 28 Tahun 1990 tentang Dikdas Pasal 14 ayat 3 dan 4. Muatan nasional kurikulum dilakukan dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan Nasional, dan berlaku sama di seluruh Indonesia UU RI Tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20/2003 Pasal 26 ayat 1, beberapa tujuan yang lebih rinci dari muatan lokal tersebut yang dapat dikategorikan dalam dua kelompok, sebagai berikut Tujuan-tujuan yang segera dapat dicapai, yakni a. Bahan pengajaran lebih mudah diserap oleh murid. b. Sumber belajar di daerah dapat lebih dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan. c. Murid dapat menerapkan pengetahuan untuk memecahkan masalah yang ditemukan di sekitarnya. d. Murid lebih mengenal kondisi alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya yang terdapat di daerahnya. Tujuan-tujuan yang memerlukan waktu yang relatif lama untuk mencapainya yakni a. Murid dapat meningkatkan pengetahuan mengenai daerahnya. b. Murid diharapkan dapat menolong orangtuanya dan menolong dirinya sendiri dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. c. Murid menjadi akrab dengan lingkungannya dan terhindar dari keterasingan terhadap lingkungannya sendiri. BAB III PENUTUP v Kesimpulan Proses mencapai tujuan pendidikan untuk menghasilkan manusia yang unggul baik secara pribadi maupun penguasaan ilmu pengetahuan tidak hanya tergantung tentang bagaiamana sistem pendidikan di jalankan oleh lingkungan pendidikan formal. Namun juga dipengaruhi oleh lingkungan keluarga serta lingkungan masyarakat. Antara lingkungan pendidikan yang satu dan lingkungan yang lain yang disebut sebgaia tripusat pendidikan tidak dapat berdiri sendiri, namun ada hubungan saling mempengaruhi diantara lingkungan pendidikan. v Saran Melihat kenyataan bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan yang maksimal diperlukan sebuah hubungan timbal balik yang yang erat maka diperlukan sebuah koordinasi antar lingkungan pendidikan. Dalam menentukan kurikulum lingkungan formal sekolah baiknya untuk mepertimbangankan faktor lingkungan keluarga dan masyarakat. Bahkan kalau memungkinkan melibatkan keluarga anak didik dan tokoh masyarakat dalam merumuskan kurikulum pendidikan. DAFTAR PUSTAKA Tirtarahardja Umar, Sulo La, 2008, Pengantar Pendidikan, Jakarta PT. Rineka cipta 2013 , Lingkungan Pendidikan, Diunduh Tanggal 18 Oktober 2013 __________ 2012, Tripusat Pendidikan dan Pengaruhnya, Diunduh Tanggal 18 Oktober 2013